C
-
Adapun pengertian dari karawitan itu sendiri secara khusus dapat diartikan sebagai Seni Musik Tradisional yang terdapat di seluruh wilayah etnik Indonesia. Khususnya di Pulau Jawa, Madura dan Bali. Karena ISBI Bandung lahir dalam lingkungan etnik Sunda, maka di dalam kurikulum jurusan karawitan mayoritas terdiri dari mata kuliah-mata kuliah yang berhubungan dengan seni musik tradisional khususnya Sunda, seperti gamelan pelog/salendro, gamelan Cirebon, gamelan Degung dan Cianjuran (untuk praktek ensemble/kelompok). Sementara materi praktek individual antara lain praktek suling, kecapi, gambang, kendang, rebab dan vokal Sunda.
Namun demikian sebagai tambahan pengetahuan tentang praktek menabuh dari etnik non Sunda, diberikan pula mata kuliah praktek yang diambil dari materi etnik lain seperti etnik Jawa (praktek gamelan Jawa), etnik Bali (praktek gamelan Bali) dan etnik Minang (praktek gamelan Minang).
Sebagai penunjang dasar keahlian diberikan pula dasar-dasar pengetahuan tentang seni musik, etnomusikologi (pengetahuan tentang musik bangsa-bangsa), akustika dan organologi, serta kewirausahaan dan manajemen produksi.
Sejarah Prodi Seni Karawitan
Dua tahun setelah berdirinya ASTI Bandung (1970), Yayasan Cangkurileung pimpinan Koko Koswara berinisiatif mendirikan Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) di Bandung mengingat potensi kesenian di Jawa Barat sangat beraneka ragam. ASKI Bandung di bawah pimpinan Koko Koswara ini kemudian bergabung dengan ASTI Bandung, sehingga pada tahun 1973 ASKI Bandung menjadi Prodi Seni Karawitan di ASTI Bandung